Google Translate to

Indo

Minggu, 19 Desember 2010

Ilmu Tauhid : Pengenalan Theologi Islam

 

Theologi Islam dikenal dalam beberapa nama, yaitu Ilmu Kalam, Ilmu Tauhid dan Ilmu Ushuluddin. Untuk selanjutnya kita sebut Ilmu Kalam adalah ilmu yang mampu membuktikan kebenaran Aqidah Islam dan menghilangkan kebimbangan dengan mengemukakan hujjah (dalil) dan argumentasi rasional. Singkatnya adalah ilmu yang memperkuat aqidah Islam di hati dengan dalil kuat dan argumentasi masuk akal.

Kedudukan akal untuk berargumentasi dalam masalah ini hanya membantu memahami dalil masalah aqidah. Sekiranya akal siapa pun orangnya tidak mampu menguraikan kebenaran dalil, maka hal itu karena keterbatasannya sendiri namun harus tetap meyakini kebenaran dalil tersebut. Karena suatu nash Al-Qur’an harus ditafsirkan dengan ayat-ayat lainnya dan hadits-hadits shahih terkait sementara kapasitas ilmu seseorang berbeda-beda.

Disebut Ilmu Kalam karena masalah penting yang dibicarakan mengenai kalaam (firman) Allah yaitu Al-Qur’an.

Ilmu ini merupakan cabang ke-5 dari Ilmu Syari’ah. Pembahasannya menyangkut persoalan aqidah (keimanan – keyakinan) paling mendasar seperti Tauhid atau Monotheism (pengesaan Tuhan), Kehidupan sesudah mati (Alam Kubur, Hari Kebangkitan dan kehidupan Akhirat), Hakikat sifat-sifat Tuhan, Takdir Qodho dan Qodar, Hakikat penciptaan, Hakikat Kenabian, hakikat Al-Qur’an dan makhluk Ghoib (Malaikat dan jin).

Menurut Al Ghozali, Ilmu Kalam bertujuan menjaga aqidah Ahlus-Sunnah dari bisikan Ahlul Bid’ah yang menyesatkan. Allah telah menyampaikan aqidah yang benar kepada hamba-Nya melalui perkataan Rasulullah SAW yang mengandung kebaikan bagi agamanya dan dunia.

Ilmu kalam muncul untuk membela agama Islam, menolak bid’ah sesat dan mengantisipasi masuknya unsur-unsur keyakinan dari luar Islam yang akan merusak aqidah. Hal itu tak terhindarkan karena semakin luasnya penyebaran Islam memasuki wilayah-wilayah agama lain membawa implikasi percampuran aqidah Islam (sinkretism) dengan unsur-unsur lain (paganism, helenisme, filsafat yunani, hindu, israiliyyat, kristen) melalui cara infiltrasi, synthesis dan akulturasi.

Faktanya  ancaman tersebut sudah terjadi dan menjadi nyata hingga saat ini. Dalam sejarah Islam ada banyak sekali aliran theologi, baik di kalangan sunni maupun Syi’ah sejak abad 2 Hijrah. Mulai dari Aliran Asy’ariyah, Mujassimah, Mu’tazilah, Maturidiyah, Jahmiyah hingga aliran yang benar2 keluar dari Islam seperti Ahmadiyah dan Isma’iliyah atau sinkretism kedaerahan seperti Islam Kejawen dan sikh (hindu-Islam).

Pada perkembangannya, usaha penterjemahan buku2 filsafat  yunani  yang dirintis Khalifah Khalid Ibn Yazid (dinasti Umayyah wafat tahun 704 M) membawa arus rasionalisme Islam. Ilmu Kalam pun memasuki persoalan2 filosofis. Pada satu sisi “semangat  Penalaran” memicu perkembangan Ilmu Pengetahuan dimana para Theolog Islam (Mutakallimin)  berperan besar didalamnya. Namun di sisi lain juga melahirkan banyak aliran theologi.

Wallaahu a’lam bi shawab

Pendidikan Jiwa Dalam Perspektif Islam

 

“Charassein” (bhs. Yunani) atau engrave (bhs. Inggris) atau mengukir (bhs. Indonesia) merupakan asal kata “Character”. Membentuk Karakter diibaratkan mengukir diatas permukaan yang sangat keras. Berasal dari arti ini karakter berkembang pengertiannya sebagai “tanda khusus” atau “pola perilaku” suatu individu.

Konsep Karakter versi Barat tidak berbeda jauh dengan Akhlaq dalam perspektif Islam. Pendidikan jiwa manusia mempunyai bobot sangat tinggi dalam Islam. “Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlaq.”

Menurut Imam al-Ghozali (1058 – 1111 M) atau Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, akhlak (tabiat) harus menetap dalam jiwa dan perbuatan muncul dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran mendalam atau penelitian dahulu.

Akhlak bukan “perbuatan”, bukan  “kekuatan” dan bukan pula “ma’rifat” (pengetahuan yang mendalam).  Yang lebih sepadan dengan akhlak adalah “hal” (bhs. Indonesianya “keadaan”) atau kondisi kejiwaan yang bersifat bathiniyah. (sumber : Ihyaa uluumuddiin jilid 2, hal.599).

Ibnu Miskawaih (932 – 1030 M) ulama yang mendalami filsafat etika (Islam) dalam bukunya berjudul “Tahdzib al-Akhlaq” mengemukakan pentingnya dalam diri manusia menanamkan kualitas2 akhlak dan melaksanakannya dalam tindakan2 nyata secara spontan.

Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah “keadaan jiwa yang menyebabkan seseorang bertindak secara spontan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.” Ia menyebutkan ada 2 sifat yang menonjol pada jiwa manusia. Yaitu sifat jiwa yang buruk dari jiwa pengecut, sombong dan penipu, dan sifat jiwa yang cerdas dari jiwa pemberani, adil, pemurah, sabar, tawakal dan kerja keras.

Tujuan pendidikan jiwa ini untuk mencapai derajat muslim yang baik. Yaitu  memiliki Akhlaqul-Karimah dalam interaksinya dengan sesama manusia, bahkan kepada hewan (termasuk adab tidak menyiksa dan cara menyembelih dengan pisau sangat tajam) dan juga kepada alam.

Banyak sekali ayat al_Qur’an dan hadits Nabi  yang memberi tuntunan nilai moral menuju akhlak terpuji (Akhlaaqul Karimah). Menjadikan Islam kaya dengan sumber referensi yang sangat2 terjaga authentitasnya dalam pendidikan jiwa umat Islam seluruh dunia.  

Ada landasan fondasi yang sama antara Character Building model barat dengan model “li utammima makarimal akhlaq” (untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”) yaitu pengembangan jiwa manusia. Yang menjadikan berbeda adalah pembentukan akhlaq umat Islam memiliki dimensi akhirat yang transendental.

Wallaahu a’lam bi shawab

Sabtu, 18 Desember 2010

Prosedur Umum Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Di Indonesia

  • Prosedur Umum Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor
    •     Melaporkan klaim paling lambat 3 x 24 jam (hari kerja) sejak
            kejadian
    •     Laporan dapat secara lisan, via telepon atau surat, ditujukan
            pada ke bagian klaim PT Asuransi Takaful Umum terdekat
    •     Membawa dokumen klaim berupa copy bukti pelunasan premi,
            copy SIM pengemudi, STNK, serta copy Polis Asuransi Kendaraan
    •     Untuk kasus yang melibatkan pihak ketiga dan kasus pencurian
            sebagian/partial loss harus dilengkapi Ash Laporan Polisi setempat
    •     Dalam kondisi darurat dan kejadian di luar jam kerja, dapat
            menghubungi Bengkel Rekanan terdekat.

Jumat, 17 Desember 2010

Justice of Allah SWT between the views of sect Mu'tazilite and Sect Ash'arite

 

Arus rasionalisasi dalam Islam diawali oleh usaha penterjemahan literatur filsafat Yunani (seperti Socrates dan Plato) pada awal abad 8 M (704 M), telah memicu pemikiran kritis terhadap ajaran Islam. Tinjauan filosofis pun menjamah tentang Allah SWT.

Fenomena ini melahirkan ilmu Kalam (Theologi Islam). Awalnya tujuan para theolog Islam (Mutakallimin) untuk membentengi aqidah Islam dari masuknya unsur2 asing. Seperti Hasan Asy’ari merumuskan masalah ketuhanan  yang di kalangan pengikutnya saat ini disebut aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah (dianut kaum Sunni). Aliran Asy’ariyah berpendapat Allah dalam berkehendak dan berkuasa bersifat mutlak (absolut).

Wacana BARU Washil ibn Atho’(pendiri sekte Mu’tazilah) sangat berbeda dengan tradisi aqidah yang diajarkan Nabi SAW. Ia melahirkan pandangan bahwa : perbuatan dan kehendak Tuhan TIDAK absolut.

Aliran Mu’taziliyah (arti harfiyahnya “memisahkan diri”) muncul di Basra, Irak, abad 2 H, bermula dari tindakan Washil bin Atho' (700-750 M) berpisah dari gurunya Imam Hasan al_Bashri karena perbedaan pendapat. Pendapatnya bahwa muslim yang berdosa besar bukan mukmin lagi dan bukan pula kafir tetapi ia fasik. Sementara gurunya berpendapat mukmin berdosa besar masih berstatus mukmin.

Paradigma baru diatas memunculkan ajaran2 baru dalam aqidah umat Islam. Rasionalisasi (akal) telah merasuk terlalu jauh dalam memikirkan zat Tuhannya. salah satu ajarannya adalah – Sholah wal Ashlah (secara harfiyah berarti “baik dan terbaik”).

Perdebatan Di Sekitar Keadilan Tuhan

Issue Keadilan Tuhan untuk pertamakalinya muncul ke permukaan karena kaum Mu’tazilah telah menjadikannya sebagai salah satu ajarannya. Bahkan mereka menyebut diri mereka “Ahlul Adli”, yaitu golongan yang mempertahankan Keadilan Tuhan.

Ajaran Sholah wal Ashlah

Kaum Mu’tazilah berpandangan bahwa semua perbuatan yang berhubungan dengan manusia ditentukan berdasarkan kemashlahatan manusia atau berdasarkan hikmah dan tujuan. Singkatnya semua perbuatan Tuhan mengandung manfaat bagi makhluk-Nya.

Untuk itulah Tuhan berkewajiban berbuat baik (sholah) dan terbaik (ashlah) kepada mackhluk-Nya (manusia) dalam arti seluas-luasnya, yaitu termasuk mengirimkan Rasul dan memberikan daya kepada manusia untuk melaksanakan kewajibannya. Sebab Dia tidak memberi beban yang tidak dapat dipikul oleh kemampuan manusia. (QS. Al_Baqoroh 2 : 286).

Ajaran “sholah wal ashlah” milik Mu’tazilah menyatakan bahwa mereka mensucikan Allah dari perbuatan buruk. Tuhan tidak menghendaki kejahatan dan segala perbuatan buruk lainnya. Dan semua perbuatan Tuhan adalah baik dan terbaik. 

Lalu darimana datangnya perbuatan buruk manusia? Manusia sendirilah yang menciptakan perbuatan buruk, maka ia harus bertanggungjawab penuh terhadap semua perbuatannya.

Keterkaitan Ajaran Sholah dan Ashlah Dengan Konsep Keadilan Tuhan

Keadilan Tuhan mengandung arti semua perbuatan Tuhan baik dan terbaik bagi manusia, dan Dia tidak mengabaikan kewajiban2 kepada makhluk-Nya (manusia).

Tuhan tidak berbuat buruk. Allah tidak bersifat zholim (aniaya). Dia tidak menghukum anak seorang musyrik karena dosa orangtuanya. Ia juga tidak menghukum orang yang taat kepada-Nya dan juga tidak memberi pahala kepada orang yang mendurhakai-NYa.

Menurut Mu’tazilah, Tuhan Adil adalah Tuhan yang berbuat semestinya (menurut Harun Nasution “Tuhan yang konstitusional” – taat kepada aturan-NYa sendiri).  yaitu menghukum dan memberi pahala kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.

Kesimpulan :                                                                                                 (1).   Kaum Mu’tazilah dengan akal bebasnya telah tersesat jauh sehingga dengan kelancangannya menggugat kehendak dan kekuasaan mutlak Allah. (2).   Ajaran Keadilan Tuhan dan “Sholah wal Ashlah”   cenderung memandang dari sudut pandang kepentingan manusia. (3).   Mu’tazilah berlepas diri dan samasekali tidak terikat dengan paham Kehendak dan Kekuasaan Mutlak  Allah SWT.

Wallaahu a’lam bi shawab

Rabu, 15 Desember 2010

Deskripsi Tafsir Ayat-ayat Al-Fatihah Murtadho Muthahhari

clip_image002[4]

 

 

 

 

 

 

“Bismillaahi-r-Rahmaani-r-Rahiim”  “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi  Maha Penyayang”                         Ayat 1

Mulailah pekerjaan dengan Basmallah’, Apa maksud dan tujuannya? Agar setiap perbuatan ada sentuhan sakral (terhubung dengan Allah) dan diberkati atau perbuatannya menjadi suci dan memiliki nilai amal saleh.

*) “Dengan Nama” atau “Bi-ismi”

Dilarang mensejajarkan nama makhluk dengan Allah. Jika Allah disebut, dilarang menyebut nama lain karena berarti Dualisme. Sering perbuatan dimulai dengan ucapan “atas nama rakyat”,“demi cinta” atau “demi …”  daripada “dengan nama Allah.” sementara Allah telah memerintahkan agar nama-Nya selalu disebut dan dilafadzkan dalam dzikir.

*) “Allah”

Nama bisa berupa simbol (lambang) atau kata bermakna. Meski dengan  kata bermakna, kadang artinya belum diakui umum atau tidak menerangkan sifat sesungguhnya tetapi hanya alat pengenal. Contoh orang bernama “Saleh” tapi perilakunya sama sekali tidak menunjukkan kesalehan atau “Muslim Wijaya” tetapi orang cina penganut Kong Hu Cu. 

Idealnya nama menerangkan bagaimana sifat pemilik. Begitulah dengan nama-nama Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an (Asma’ul Husna) mewakili hakikat suci dan di setiap nama-Nya menunjukkan satu bagian kesempurnaan-Nya.

Lafadz “Allah” berasal dari akar kata A-Lah atau Wa-Lah. Apabila berasal dari akar kata A-Lah (Sembah) maka memberi kesan adanya SATU Hakikat patut disembah karena kesempurnaan-Nya. Dan bila  dari akar kata Wa-Lah (Ketakjuban), menyiratkan  semua nalar takjub pada hakikat-Nya yang Maha suci (SubhaanaAllah).

Imam Sibawaih, ahli tatabahasa dan sintaksis (Nahwu shorof), menegaskan bahwa “Wa-Lah” merupakan akar kata Allah, maka : Allah berarti  Hakikat satu-satunya Zat patut disembah dan dengan segala kesempurnaanNya semua nalar  secara tak sadar takjub kepada-Nya.

*) “Ar-rahmaan Ar-Rahiim”

Maha Pengasih dan Maha Penyayang tentu saja berbeda dengan sifat Dermawan dan Penyayang yang dilekatkan pada sifat baik manusia. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

*) “Ar-Rahmaan(“Maha Pengasih”).  Ar-Rahmaan berarti kekuasaan tidak terbatas yang menjadi karunia dan bisa dinikmati oleh semua makhluk. “Rahmat-Nya melingkupi segala sesuatu” (al‘Araf 156). Apapun ada karena karunia-Nya sehingga Implikasinya : 1). .–  Ada kebutuhan luarbiasa pada semua makhluk sehingga mereka .memohon kepada>Allah.  2). – Allah pun mengirim karunia tak terbatas agar kebutuhan semua makhluk terpenuhi. 3).  –  Rahmat Allah bersifat Universal (untuk semua makhluk) dan tidak terbagi dalam dua jenis (yaitu Baik dan Buruk) karena semua karunia Allah baik dan diberkati, untuk semua makhluk (beriman, kafir, hewan maupun tumbuhan ataupun ciptaan Allah lainnya).

*) “Ar-Rahiim” “Maha Penyayang”

Ar-Rahiim berarti Dia memberi rahmat khusus (belas kasih) hanya kepada mereka yang, setelah melalui keimanan dan amal saleh, menempatkan diri sebagai hamba taat. Rasa sayang manusia ada jika tersentuh hati (iba) pada keadaan makhluk lain yang membutuhkan.

“Al-Hamdu lillaahi-r-Robbi-l-‘Alamiin“ Segala Puji Bagi Allah Tuhan Seru Sekalian Alam”                                         Ayat 2

*) “Al-Hamdu”

Hamd mencakup arti Madh (Pujian/sanjungan), Syukr (Rasa terimakasih) dan Ibad (Penyembahan). Jika masing-masing arti berdiri sendiri tidak memberi pengertian penuh (tepat), Karena makna Hamd yang Artinya penyembahan menjadikan makna “Hamd” hanya dikhususkan bagi Allah.

Arti Madh : ungkapan perasaan khas manusia yang tampak saat dihadapkan keindahan, keanggunan, kesempurnaan, kebesaran dan keagungan. Perasaan hanyut melihat keindahan Qur’an tulisan tangan hingga meluncur pujian tulus. Saat ditanya : “Mengapa memuji padahal tak ada upahnya?” Dijawab: “Apakah pujian harus dapat imbalan?” Akal harus merasa rendah dihadapan nilai-nilai diatas dan cara mengekspresikannya dengan ‘Pujian’. inilah arti sebenarnya Madh. Sebaliknya untuk diartikan ‘sanjungan’ konotasinya negatif yaitu memuji tidak sesuai keadaan sebenarnya atau karena dorongan ketamakan.

Syukr juga perasaan khas manusia.  “balasan kebaikan adalah kebaikan”(QS 55:60). Anda bertemu orang bersifat baik yang memenuhi kebutuhanmu tanpa menunggu dimintai tolong, timbul rasa terimakasih dan rasa rendah menghadapi kemuliaannya. Maka jika ada kesempatan Anda pun berusaha memuji, merasa lega dan senang hati karena telah mengekspresikan perasaan. Ini yang dimaksud Madh dan Syukr sekaligus.

*) “Al-Hamdu lillaah” “Segala Puji Bagi Allah”

HAMD sekaligus berarti SYUKUR, PUJIAN dan PENYEMBAHAN. Syukur sebab Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Segala Puji bagi Pemilik Hakikat Kesempurnaan, Keagungan, merasa rendah di hadapan Kebesaran-Nya. Penyembahan pun hanya kepada satu-satunya Zat layak disembah.

Tidak setiap hati diberi kemampuan memuji sekaligus diliputi syukur dan tunduk menyembah Allah.  Imam Ali ra Berkata : “Ya Allah, aku menyembah bukan karena mengharap surga-Mu; dan bukan pula karena takut api neraka-Mu. Meski Engkau tidak menciptakan surga dan neraka; aku tetap menyembah-Mu. ...karena Engkau sebagaimana adanya, dan Engkau patut disembah.” (dinukilkan dari kitab Nahjul Balaghah)

*) “Robbi-l-‘alamiin” “Tuhan Seru Sekalian Alam”

Arti “Robb” : Tuhan; Pendidik; Pemelihara dan Penguasa. Makna Robb : Tuhan Penguasa mutlak, Pendidik sempurna dan Pemelihara yang tidak ernah tidur dalam menjaga seluruh makhluk-Nya.

Dunia tak kekal, selalu berubah dan berkembang, sunatullah mengatur sistem alam semesta seisinya. Dunia seperti lahan pertanian dimana setiap bibit dapat tumbuh, yang bersifat baik akan mencapai kesempurnaan dan yang buruk pun tetap tumbuh berkembang. Dunia diciptakan penuh gangguan dan bibit yang ditanam mungkin memberi hasil atau tidak sama sekali. Orang kafir dapat saja mencapai tujuan dengan rencana baik, tapi bukan berarti itu jadi bukti kebenaran.

Seperti diungkap dalam Al-Qur’an :

“Bagi golongan pertama (I) yang menginginkan kenikmatan dunia maka disegerakan baginya apa saja yang Allah kehendaki untuk diberikan kepada mereka yang Dia kehendaki dan ditetapkan baginya neraka jahanam. Bagi golongan kedua (II) orang beriman yang menginginkan kehidupan akhirat dan berusaha sungguh-sungguh akan diberi ganjaran baik. Kepada masing-masing golongan Allah berikan bantuan dari kemurahan-Nya yang tidak dapat dihalangi.” (Al-Isra’ 18-20)

“Ar-rahmaani-r-Rahiim”Maha Pengasih Maha Penyayang Ayat 3

Maha Pengasih. Mengenal sifat ini perlu penalaran, prasangka baik dan pengetahuan alam semesta, tujuannya : 1-). Menghilangkan syirik di hati, 2-). Menghindarkan kecenderungan membagi ciptaan dan kejadian di dunia menjadi sisi baik dan sisi buruk padahal semua itu kehendak-Nya. Ia harus lebih mempertimbangkan bahwa semua eksistensi merupakan manifestasi sifat Maha Pengasih. Atau lebih jauh lagi. 2-). Menghindarkan diri dari Berburuk Sangka kepada Allah ta’ala.

Sesungguhnya baik-buruk, bersifat relatif di pikiran manusia saja, bukan bagian eksistensi dan sifat Allah. Saling memangsa di dunia hewan wajar untuk keseimbangan rantai makanan, tapi dianggap keji jika dilakukan manusia. Maka keharusan hati, akal dan pikiran untuk menghapus prasangka buruk pada Allah adalah masalah aqidah.

Penyakit, musibah, bencana dan kematian adalah bentuk sifat Pengasih-Nya. Hukuman dunia dan akhirat adalah keadilan Ilahi. Jangan seperti orang Yahudi yang lebih menekankan sifat kuasa dan dendam pada sifat tuhannya, Yehova. Itu sebabnya frase “Dengan nama Allah” diikuti frase “Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang” bukan “Yang Maha Kuasa dan Yang Mendendam”.

Memuji Allah juga harus dikaitkan dengan sifat Maha Pengasih (pujian harus disertai rasa syukur, tunduk merendah diri dan menganggap semua eksistensi sebagai anugerah kebaikan-Nya).

Sifat Maha Penyayang. Mengenal sifat ini bergantung pada pengetahuan menyeluruh tentang kedudukan manusia diantara makhluk lain (hakikat manusia). Manusia adalah makhluk paling utama dan Al-Qur’an menyebut khalifah di bumi. Ia makhluk bermasyarakat, fitrahnya bertauhid (al-‘Araf 172), berpikir, praktis (mempraktekkan pemikiran) dan jika sifat ini kurang lengkap maka ia tak sempurna. Ia mencapai derajat pertumbuhan intelektual sedemikian rupa sehingga bebas memilih jalan hidup. Jika memilih jalan lurus menuju Allah ada balasan baik di akhirat, mendapat pertolongan-Nya, dijamin rizki, meraih derajat ketaatan dan penyerahan diri.

Rasa Sayang dari Allah Maha Penyayang hanya diberikan kepada hamba-Nya di alam kubur, sebelum anugerah besar di akhirat. Seperti orang mati syahid, ruhnya tetap hidup dan memperoleh rizki di sisi-Nya. Sedang rasa kasih dari Allah Maha Pengasih dihubung-kan dengan masa di dunia dan diberikan kepada semua makhluk, baik beriman maupun kafir bahkan kepada hewan dan tumbuhan.

Hamba yang saat berdoa memahami Allah Maha Penyayang, memperlihatkan ia bukan hanya mengerti seluruh penciptaan sebagai manifestasi sifat Maha Pengasih, lebih dari itu, ia juga meyakini kembali kepada-Nya (berserah diri dalam doa, menghadapi penyakit atau musibah) juga merupakan anugerah. Karena semua itu menghantarkannya mendapat kasih dan sayang-Nya.

“Maaliki yaumi-d-Diin” “Penguasa hari pembalasan”    Ayat 4

“Malik” dapat dibaca dengan 2 cara ; ‘Maalik’ (Pemilik)’ dan ‘Malik’ (Penguasa), jika kedua cara ini dilekatkan pada manusia sifatnya artifisial, karena Allah-lah Pemilik dan Penguasa sebenarnya. Pada hari pembalasan Allah menunjukan siapakah Pemilik dan Penguasa sebenarnya? Dia Penguasa dan Pemilik seluruh ekistensi.

“Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin” “Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mu (pula) kami memohon pertolongan“                                                               Ayat 5

Islam sepenuhnya agama monotheisme (mengesakan Allah) disemua aspek kehidupan; kepercayaan; pendidikan; moral; kemasyarakat-an; sikap-perilaku; perdagangan; peradaban dan sebagainya semua terkandung nilai2 amaliyah ditujukan kepada Allah Yang Maha Esa.

*) “Iyyaaka na’budu ...“ “Hanya kepada-Mu lah kami menyembah ...“

Frase ini menyiratkan Islam agama yang mengesakan tuhan (monotheisme). Ada 2 monotheisme : Teori dan Praktek.

Teori Monotheisme

Dalam teori monotheisme, pengakuan pentauhidan Allah dikuatkan dengan pemikiran, yakni memahami Allah satu-satunya Hakikat yang patut disembah. Maksud pembahasan ini adalah bahwa Fatihah ayat 1-4 terkait dengan monotheisme di tingkat pemikiran. Semua kata dan kalimat berhubungan dengan pemahaman tentang : 1-) Allah khas dalam sifat, tindakan dan hakikat-Nya patut disembah dan hanya bagi-Nya segala puji dan syukur harus ditujukan, 2-) Hakikat semua eksistensi (alam seisinya dan akhirat) sebagai rahmat-Nya.

Inilah mukjizat Al-Qur’an, masalah tauhid yang tinggi dan mendasar hanya teringkas dalam kata-kata yang sangat sedikit. Manusia diminta merenungkan artinya dan bukan hanya mengulang-ulang bacaan 4 ayat ini dalam shalatnya. Memang dengan memanggil Allah dengan sifat-sifatNya dalam shalatnya hamba yang beriman, maka sesungguhnya ia berusaha memahami Hakikat yang patut disembah. “bersujudlah kamu hingga datang keyakinan.”

Praktek Monotheisme

Praktek monotheisme adalah membuat orang bergerak menuju Allah dan ini terkait erat dengan ayat 5-7 Al-Fatihah. Jika dengan kesadaran berkata “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan” sesungguhnya kita mulai melakukan praktek monotheisme dan beriman dalam arti khusus. Kemudian di luar shalatnya dibutuhkan kepatuhan atau ketaatan.

Tha’at kepada Allah adalah dengan menunjukkan ketundukan, lembut, patuh menjalankan perintah-perintahNya, tidak menunjukkan keingkaran, pemberontakan kepadaNya. Pada waktu yang sama juga  menunjukkan ketidakpatuhan, penolakan dan pemberontakan pada segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan Allah. Singkatnya, ketundukan mutlak kepada Allah dan juga pemberontakan mutlak kepada selain Allah.

Praktek mengesakan Allah menuntut ketaatan kepada perintah-Nya dan mereka yang Dia perintahkan untuk ditaati dan menolak selain dari itu. Seperti mentaati Nabi adalah kewajiban, mentaati Imam yang menegakkan syari’at dan Ulama yang faqih (sangat paham), saleh dan berakhlak baik adalah sesuai perintah-Nya seperti juga mentaati Ulil Amri (pemerintah) selama tak bertentangan Islam.

Dualisme Adalah Lawan Dari Monotheisme Islam

Dualisme adalah pengakuan bertuhan satu tetapi masih menuhankan tuhan lain atau banyak tuhan (politheisme). Banyak ayat al-Qur’an yang mengungkap adanya dualisme atau politheisme, diantaranya :

1-). “Pernahkah kamu menyaksikan orang yang menjadikan hawa    nafsunya sebagai Tuhannya?” (QS, 25:43).  2-). “Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah.” (QS. 9;31)

Ini adalah celaan Al-Qur’an kepada kaum Yahudi dan Kristen yang awalnya mengesakan Allah lalu melakukan penyimpangan. Memang mereka tidak merendahkan diri seperti si Penyembah berhala tetapi mereka taat dan tunduk membabi-buta kepada orang-orang pandai dan rahib-rahib atau patuh dan tunduk pada angan-angan dan nafsu panutan mereka. Padahal ketaatan hanya untuk Allah dan kepada mereka yang Dia perintahkan untuk ditaati.

3-). Katakanlah : “Wahai Ahlu-l-kitab marilah pada suatu ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu,bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun, dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian lain sebagai tuhan selain Allah.” (QS. 3;64)

Kesimpulannya :  Tidaklah cukup monotheisme hanya di tingkat pemikiran saja. Setelah memahami Allah dalam hakikat, sifat dan tindakan-Nya seorang hamba Allah juga harus taat dengan kepatuhan dan ketundukan serta menjauhi larangan-Nya.

*)“... wa iyyaaka nasta’iin” “...dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”

Ada polemik mengenai apa yang disebut oleh para Penggugah Semangat dalam kursus pengembangan kepribadian di dunia sekuler yang disebutnya sebagai “Percaya Diri.”  Mereka mengajarkan bahwa bergantung pada sesuatu diluar dirinya menyebabkan sifat lemah dan ketergantungan. Katanya orang tidak boleh menyandarkan diri pada Tuhan dan percaya diri sekaligus. 

“Percaya Diri” memang dapat membangun dan menghidupkan kekuatan diri tetapi tidak boleh berlebihan, sebab banyak orang terpelajar atau kaum intelektual  telah meniadakan ketergantungannya pada Allah. Dianggap tidak modern, rasional dan menyebabkan “tidak PD”. Jargon mereka “Gue Banget” di MTV.

Sikap yang benar adalah manusia harus menggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah dan menganggap semua yang ada (termasuk orang lain) hanya sarana. Kekuatan, akal, keteguhan, watak dan sikap positif adalah sarana pribadi karunia Allah. Meminta tolong dan bergantung pada orang lain boleh karena manusia diciptakan saling bergantung dalam bermasyarakat dan menyarankan kerja-sama dalam kebaikan dan ketaqwaan. Manusia punya kekuatan tetapi kekuatan Allah-lah yang orang dapat bergantung tanpa cemas. Ingat! Allah pencipta manusia dan semua sarana.

“Ihdina-sh-Shiraatha-l-Mustaqiim”“Tunjukilah kami pada jalan yang  lurus”                                                                             Ayat 6

Jalan yang membawa manusia kepada Allah adalah jalan kesempurnaan(jalan lurus). Ia bebas memilih, tapi memilih jalan lurus harus dicari, maka diutuslah para nabi pembawa petunjuk. Manusia dilengkapi kecakapan bawaan memilih dan punya perbedaan mendasar dibanding makhluk lain (Malaikat, jin, hewan dan tumbuhan atau ciptaan Allah lainnya) yang tanpa pilihan jalan menuju Allah sebagaimana manusia.

“Shiraatha -l- ladziina an ’amta ‘alaihim ghairi -l-maghdhuubi ‘alaihim wala -dh- dhaaliin.” “Jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang Engkau murkai   dan bukan pula jalan yang sesat”                             Ayat 7

Menurut pemilihan jalan hidupnya dan hasil ibadahnya, manusia dibagi 3 kelompok :

(1) Mereka karena ibadahnya, mendapat rahmat khusus, selalu diberi nikmat dan dimuliakan Allah.

(2) Kafir-ingkar diperlakukan dengan murka Allah dan kehilangan jalan kesempurnaan sama sekali.

(3). Orang-orang yang ragu dan memiliki jalan yang tidak pasti, kebingungan. (jalan yang sesat).

Takaful Syari’ah : Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance)

clip_image002

Mengendarai mobil di kota besar - terutama di Jakarta - tanpa Asuransi adalah sesuatu yang sangat berisiko tinggi. Resiko berkendaraan adalah terjadinya bertabrakan dengan kendaraan lain atau kecelakaan tunggal akibat faktor manusia, mesin atau kondisi jalan atau alam saat berkendaraan. Kecelakaan juga dapat melibatkan pihak ketiga – sesama pengendara mobil, orang atau obyek yang ditabrak atau tuntutan hukum yang mengikuti.              

Populasi kendaraan bermotor yang semakin tinggi terutama di Jakarta sementara hampir tidak ada pertambahan panjang jalan bahkan jalan pun semakin menyempit akibat banyaknya parkir di badan jalan atau peluberan aktifitas bisnis. Semua itu meningkatkan resiko kecelakaan lalu lintas. Menurut data  kepolisian, kecelakaan lalu lintas merupakan “mesin pembunuh nomor satu.” 

Semua resiko tersebut menuntut penanggulangan kerugian. Mulai biaya perbaikan mobil, perawatan kesehatan akibat kecelakaan, tuntutan ganti rugi dan tanggungjawab hukum kepada Pihak Ketiga. Semua biaya tersebut jika tidak terlindungi oleh Asuransi dan harus ditanggung secara pribadi akan sangat memberatkan. Oleh karena itu :

Lindungilah Diri Anda dan Harta Kekayaan Anda Untuk Kenyamanan Hidup Keluarga Anda.     

Asuransi Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah kendaraan roda dua atau lebih yang digerakkan oleh motor atau mekanik lain dan memiliki izin untuk digunakan di jalan umum yang menjadi obyek pertanjggungan, seperti Sepeda Motor, Mobil berbagai type dari sedan, minibus, double cabin, pick up, bis, truck dan lain lain.

Jaminan Polis umumnya mengacu pada Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) dan biasanya perusahaan Asuransi menjualnya dalam bentuk paket Jaminan dengan beberapa benefit tambahan.

ASURANSI TAKAFUL Berbasis Syari’ah Menawarkan :

1. Comprehensive (All Risks)   :

Memberikan ganti rugi kerusakan atau kerugian besar (Total Loss) maupun kecil (Partial Loss).

Takaful Standard Comprehensive (All Risks) 

Untuk jaminan perbaikan Mobil dan dapat diperluas terhadap resiko  (bersiap optional)

1.1.  Huruhara dan Kerusuhan

1.2.  Angin Topan, badai dan Banjir

1.3.  Bencana Alam : Gempabumi, Tsunami dan letusan gunung berapi 

1.4.  Personal Accident (Kecelakaan Diri) Sopir dan Penumpang

1.5.  Tanggungjawab Hukum terhadap Tuntutan Hukum Pihak III

1.6   Terorisme dan Sabotase

Takaful ABROR Comprehensive (All Risks)  Extended

Untuk jaminan pertanggungan All Risks Lengkap

2.1.  Huruhara dan Kerusuhan

2.2.  Angin Topan, badai dan Banjir

2.3.  Bencana Alam : Gempabumi, Tsunami dan letusan Vulkano

2.4.  Personal Accident (Kecelakaan Diri) Sopir dan Penumpang

2.5.  Tanggungjawab Hukum terhadap Tuntutan Hukum Pihak III

2.6,  Terorisme dan Sabotase

2.7.  Biaya Perbaikan Darurat

2.8.  Biaya Perawatan Akibat Kecelakaan (Medical Expenses)

2.9.  Penggantian Biaya Transportasi Rp. 200,000,00  per hari

2.10  Biaya Derek & Ambulance Akibat Kecelakaan Tidak Terbatas

2.11  New Car Benefit untuk usia Mobil kurang 6 bulan

2.12  Bengkel Resmi dan Rekanan

2.13  Profit Sharing Clause

2. TLO (Total  Loss  Only) :

Memberikan ganti rugi untuk Total Loss.

Takaful Total Loss Only 

Untuk jaminan pertanggungan Kerugian Total                                  3.1.  Resiko Kehilangan Kendaraan akibat Pencurian                          3.2.  Kerusakan atau Kerugian lebih dari 75 %

How to Insure?

Untuk Penawaran dan Keterangan lebih lanjut, hubungi :
Telp: +62 815 8525 9555 atau SMS (0897 8262 195)
Email: yusuf.edyempi@yahoo.com

Yusuf Zulkarnain

clip_image002[1]

    Takaful ABROR Brochure : an Extended Motor Vehicle Insurance

    clip_image002

     

    TAKAFUL ABROR PAKET KHUSUS :

    Produk Takaful yang menggantikan kerugian kendaraan bermotor yang disebabkan musibah kecelakaan, pencurian serta tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.

    Mengendarai mobil di kota besar  seperti Jakarta, jika tanpa Asuransi adalah  tindakan sangat beresiko.   Biaya akibat kecelakaan jika tidak  terlindungi Asuransi dan semuanya harus ditanggung sendiri tentu akan sangat repot dan memberatkan.

    Kendaraan Bermotor yang diperkenankan  :

    • Penggunaan KBM : Pribadi/Dinas dan usia kendaraan 0 – 7 tahun 
    • Jenis KBM               : Sedan, Jip, Station Wagon dan Minibus

    Benefit dan Layanan tambahan  :

    • *  Kecelakaan Diri/PA Pengemudi maksimum Rp. 15,000,000
    • *  Kecelakaan Diri/PA – Personal Accident penumpang maksimum
          Rp. 5,000,000 per orang dengan total maks. penumpang 7 orang
    • *  Biaya Ambulance & Biaya Derek karena kecelakaan (tidak terbatas)
    • *  Biaya Perbaikan darurat maksimum Rp 500,000 (termasuk biaya derek,
           service dan spare parts)
    • *  Biaya perawatan akibat kecelakaan (Medical expenses) pada saat
           berada di kendaraan yang diasuransikan maksi. Rp. 5,000,000 untuk
           seluruh penumpang dan / atau pengemudi, dengan maksimum  
           Rp 1,000,000 per orang per kejadian
    • *  Penggantian uang transportasi, per hari Rp. 200,000 dimulai dari hari
           ke 11 kalender sejak mobil di bengkel yang disepakati, maks. 10 hari
           masa penggantian. Penggantian uang transportasi dibayarkan
           setelah KBM selesai diperbaiki oleh Bengkel.
    • *  Bengkel Resmi/Rekanan
    • *  New Cars Benefits (Maksimum usia KBM adalah 6 bulan sejak keluar
           dari dealer resmi mobil sebagai mobil baru)
    • * New Flood and Stroom
    • *  Eathquake, Tsunami & Volcanic Eruption ( ETVE ) 
    • * Terrorism & Sabotage
    • * Strike, Riot, Civil Commotion ( RSCC )
    • *  24 Hours claim assistance & service Perpanj. STNK (Jabodetabek)
    • *  Tanggung Jawab Hukum Pihak III sebesar Rp. 25,000,000

    Deductible Takaful Abror

    • Deductible minimum Partial loss atau Constructive Total Loss Rp. 200,000
    • Deductible Total Loss karena kecurian : 10% of claim
    • Flood & Windstorm : 10% of Claim,minimum Rp. 200,000.
    • Eathquake, Tsunami, Vulcanic Eruption : 10% of Claim, min. Rp. 200,000.
    • Terrorism & Sabotage :
      1) 5% of SI untuk kerugian total
      2) Rp. 200,000 untuk kerugian partial

    • Strike, Riot, Civil Commotion :
      1) 5% of SI untuk kerugian total
      2) Rp. 200,000 untuk kerugian partial

      Prosedur Umum Klaim Kendaraan Bermotor

      •     Melaporkan klaim paling lambat 3 x 24 jam (hari kerja) sejak
              kejadian
      •     Laporan dapat secara lisan, via telepon atau surat, ditujukan
              pada ke bagian klaim PT Asuransi Takaful Umum terdekat
      •     Membawa dokumen klaim berupa copy bukti pelunasan premi,
              copy SIM pengemudi, STNK, serta copy Polis Asuransi Kendaraan
      •     Untuk kasus yang melibatkan pihak ketiga dan kasus pencurian
              sebagian/partial loss harus dilengkapi Ash Laporan Polisi setempat
      •     Dalam kondisi darurat dan kejadian di luar jam kerja, dapat
              menghubungi Bengkel Rekanan terdekat.

         

        How to Insure?

        Untuk Penawaran dan Keterangan lebih lanjut, hubungi :

        Telp: +62 815 8525 9555 atau SMS (0897 8262 195)

        Email: yusuf.edyempi@yahoo.com

        Yusuf Zulkarnain

    Senin, 13 Desember 2010

    Takaful : Suatu Sistem Alternatif Dalam Melindungi Harta Dan Keluarga Anda


    Sistem Syari’ah sudah hampir 30 tahun menawarkan produk alternatif dalam industri finansial dunia. Berawal dari industri perbankan dan berkembang pesat di Inggris, salah satu pusat bisnis keuangan  Eropa. Lalu diikuti perkembangan Asuransi Syari’ah (Takaful) mulai tahun 1980_an. 
    PT. Syarikat Takaful Indonesia (Holding Comany) merupakan pelopor perusahaan asuransi murni syariah, sekaligus salah satu perusahaan terdepan di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1994.
    Asuransi Takaful menyediakan jasa asuransi dan perencanaan keuangan sesuai dengan prinsip syariah untuk memenuhi kebutuhan umat dan masyarakat di Indonesia.
    Sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan menjaga konsistensinya, Perusahaan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Sistem Manajemen Mutu dari Det Norske Veritas (DNV), dari Netherland.
    Komitmen Takaful Indonesia untuk menjadi penyedia jasa asuransi syariah terkemuka di Indonesia dibuktikan dengan serangkaian penghargaan yang telah diterimanya di antaranya adalah 3 penghargaan dari Karim Business Consulting sebagai The Best Risk Management Islamic Life Insurance (ATK), Best Risk Management Islamic General Insurance (ATU), Top of Mind Asuransi Syariah (STI),
    Dan 2 buah penghargaan dari majalah Investor untuk ATK sebagai Best Performance Syariah Insurance dan untuk ATU sebagai Pioneer Asuransi Umum Syariah.
    Selain itu, Takaful Indonesia menjadi perusahaan asuransi syariah pertama di Indonesia yang menempatkan perwakilannya di Million Dollar Round Table (MDRT), sebuah klub bertaraf internasional untuk para agen asuransi berprestasi dari seluruh dunia, sekaligus sebagai pengakuan atas tingkat profesionalisme perusahaan.
    Setelah lebih dari satu dasawarsa berkiprah menghadirkan jasa asuransi dan perencanaan keuangan syariah berkualitas yang melayani kebutuhan umat dan nasabah di Indonesia, Takaful Indonesia kini siap melangkah pada tahap pertumbuhan berikutnya, memanfaatkan keunggulan dari citra perusahaan yang kuat, jaringan pemasaran yang luas, serta sinergi yang kokoh dalam grup Takaful Indonesia.





    Keunggulan Komparatif Sistem Syariah Terhadap Konvensional
    Pada asuransi konvensional terjadi transfer risk antara tertanggung (nasabah) kepada penanggung (Perusahaan Asuansi)

    sedangkan pada Asuransi Syariah terjadi sharing risk antar sesama peserta dan donasi terkumpul di amanahkan ke Takaful untuk mengelola nya

    Berikut perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi konvensional
    ASURANSI SYARIAH
    1,   Sistem operasional berdasarkan pada Syariah islam dan hukum positif
          yang berlaku

    2.   Memiliki Dewan Pengawas Syariah
    3.   Dasar Akad Ta’awun (saling tolong menolong);  Sharing of Risk
    4.   Dana yang terkumpul sepenuhnya adalah milik peserta (nasabah)
    5.   Pembayaran klaim dari rekening (seluruh) nasabah yang terkumpul
    6.   Keuntungan dibagi antara Perusahaan (pengelola) dan Nasabah
    7.   Loading tidak semua dibebankan ke peserta, juga berasal dari dana
          pemegang saham. Loading peserta diambil sekitar 20-30% premi per-
          tama. Dengan demikian nilai tunai sudah terbentuk di tahun I.

    ASURANSI KONVENSIONAL
    1.   Sistem operasional berdasarkan pada hukum ekonomi secara umum
    2.   Tidak ada Dewan Pengawas Syari’ah
    3.   Dasar perikatan adalah Akad Jual-Beli (Tabaduli) ; Transfer of Risk
    4.   Dana Premi yang terkumpul sepenuhnya milik perusahaan asuransi
    5.   Pembayaran klaim dari rekening perusahaan
    6.   Keuntungan sepenuhnya menjadi milik perusahaan
    7.   Loading cukup besar, terutama diperuntukkan bagi perusahaan dan
          komisi agen. Bisa menyerap premi tahun pertama sampai kelima.  
          Karena itu nilai tunai pada tahun pertama dan kelima biasanya kecil
          bahkan dua tahun pertama belum ada

    (source: http://investasi-asuransi.com)

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More