Google Translate to

Indo

Sabtu, 08 Januari 2011

Bagaimanakah Cara Meraih Kebahagiaan ? ( Bagian 2)

 

Berikut ini script dialog bersumber dari rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com. Kisah seorang Profesor Senior wanita Yahudi dari New York University untuk menemukan Kebahagian Sejati dalam pelukan Islam. Setelah 3 tahun melakukan penelitian intensif  kehidupan masyarakat Afghanistan – Pakistan yang menderita akibat selalu di landa perang sejak tahun 1979 dan kemiskinan hingga saat ini. 

Penderitaan Mereka adalah Inspirasi Hidayah

Tuesday, 27 April 2010 17:54

Profesor beragama asli Yahudi ini mengaku takjub melihat kehidupan orang Pakistan dan Afghan. Ketakjuban membawanya menuju Islam.

Oleh: M. Syamsi Ali
clip_image001DUA minggu lalu, selepas Jumat saya menemukan secarik kertas di atas meja kantor saya di Islamic Cultural Center of New York. Isinya kira-kira berbunyi, “I have been trying to reach you but never had a good luck! Would you please call me back? Karen.”

Berhubung karena berbagai kesibukan lainnya, saya menunda menelepon balik Karen hingga dua hari lalu. “Oh! thank you so much for getting back to me!” jawabnya ketika saya perkenalkan diri dari Islamic Center of New York. “I am really sorry for delaying to call you back,” kataku, sambil menanyakan siapa dan apa latar belakang sang penelpon.

“Hi, I am sorry! My name is Karen Henderson, and I am a professor at the NYU (New York University),” katanya.
“And so what I can do for you?”  tanyaku. Dia lalu menanyakan jika saya ada beberapa menit untuk berbicara lewat telepon. “Yes, certainly I have, just for you, professor!" candaku. "Oh ... that is so kind of you ! ” jawabnya.

Karen kemudian bercerita panjang mengenai dirinya, latar belakang keluarganya, profesinya, dan bahkan status sosialnya.
“Saya adalah seorang professor yang mengajar sosiologi di New York University,” demikian dia memulai. Namun menurutnya lagi, sebagai sosiolog, dia tidak saja mengajar di universitas tapi juga melakukan berbagai penelitian di berbagai tempat, termasuk luar negeri.

Karen sudah pernah mengunjungi banyak negara untuk tujuan penelitiannya, termasuk dua negara yang justru disebutnya sebagai sumber inspirasi. Yaitu Pakistan dan Afghanistan.
"Saya menghabiskan lebih dari 3 tahun di negara ini, sebagian besar di desa-desa," katanya. "Selama tiga tahun, saya punya banyak kenangan tentang orang-orang. Mereka sangat menakjubkan," lanjutnya.

Tidak terasa Karen berbicara di telepon hampir 20 menit. Sementara saya hanya mendengarkan dengan serius dan tanpa menyela sekalipun. Selain itu Karen berbicara dengan sangat menarik, informatif, dan disampaikan dalam bahasa yang jelas, membuat saya lebih tertarik mendengar. Mungkin karena dia adalah seorang professor, jadi dalam berbicara dia sangat sistematis dan eloquent.

"Karen, itu adalah cerita yang sangat menarik. Saya yakin apa yang Anda lakukan seperti pengalamanku juga. Saya tinggal di Pakistan 7 tahun, dan memiliki kesempatan untuk mengunjungi banyak daerah-daerah yang tidak Anda sebutkan, " kataku.
"Tapi apa kau ingin menceritakan cerita ini?" tanyaku Lagi.

Nampaknya Karena menarik napas, lalu menjawab. Tapi kali ini dengan suara lembut dan agak lamban.
"Sir, saya ingin tahu Islam lebih lanjut, agama orang-orang ini. Mereka adalah orang-orang manis, dan saya pikir saya telah terinspirasi oleh mereka dalam banyak hal, " katanya.

Tapi karena waktu yang tidak terlalu mengizinkan untuk saya banyak berbicara lewat telepon, saya meminta Karen untuk datang ke Islamic Center keesokan harinya, Sabtu lalu. Dia pun menyetujui dan disepakatilah pukul 1:30 siang, persis jam ketika saya mengajar di kelas khusus non-muslim, Islamic Forum for non-Muslims.

Keesokan harinya, Sabtu, saya tiba agak telat. Sekitar pukul 12 siang saya tiba, dan pihak security menyampaikan bahwa dari tadi ada seorang wanita menunggu saya. “She is the mosque.” (maksudnya di ruang shalat wanita). Saya segera meminta security untuk memanggil wanita tersebut ke kantor untuk menemui saya.

Tak lama kemudian datanglah seorang wanita dengan pakaian ala Asia Selatan (India Pakistan). Sepasang shalwar dan gamiz, lengkap dengan penutup kepala ala kerudung Benazir Bhutto.
Hi, sorry for coming earlier! I can wait at the mosque, if you are still busy with other things,” kata wanita baya umur 40-an tahun itu. Dia jelas Amerika berkulit putih, kemungkinan keturunan Jerman.

Not at all, professor! I am free for you,” jawabku sambil tersenyum.
“Silakan duduk dulu, aku pamit sekitar lima menit," mintaku untuk sekedar melihat-lihat weekend school program hari itu.
Setelah selesai melihat-lihat beberapa kelas pada hari itu, saya kembali ke kantor. “I am sorry Professor!” sapaku.

“Please do call me by name, Karen!” pintanya sambil tersenyum.

“You know, saya lebih senang memanggil seseorang penuh penghormatan. Dan aku benar-benar tak tahu bagaimana harus memanggil Anda,” kataku. "Di sejumlah negara, orang suka dikenal dengan gelar profesional mereka. Tapi aku tahu, di  Amerika tidak,” lanjutku sambil ketawa kecil.

Kita kemudian hanyut dalam pembicaraan dalam berbagai hal, mulai dari isu hangat tentang kartun Nabi Muhammad SAW di sebuah komedi kartun Amerika, hingga kepada asal usul Karen itu sendiri.

“Saya adalah seorang kelahiran Yahudi. Orangtua saya orang Yahudi, tetapi Anda tahu, terutama ayahku, dia tidak percaya pada agama lagi,”
Bahkan menurutnya, ayahnya itu seringkali menilai konsep tuhan sebagai sekedar alat repression (menekan) sepanjang sejarah manusia.

Namun menurut Karen, walaupun tidak percaya agama dan mengaku tidak percaya tuhan, ayahnya masih juga merayakan hari-hari besar Yahudi, seperti Hanukkah, Sabbath, dll.
“Perayaan ini, sebagai orang Yahudi kebanyakan, tidak lebih dari warisan tradisi,  “ jelasnya. "Yudaisme adalah saya pikir bukan agama, dalam arti lebih tentang budaya dan keluarga, “ tambahnya.

Dalam hatiku saya mengatakan semua itu bukan baru bagi saya. Sekitar 60 persen lebih Yahudi Amerika Serikat adalah dari kalangan sekte ‘reform’ (pembaharu). Mereka ini ternyata telah melakukan reformasi mendasar dalam agama mereka, termasuk dalam hal-hal akidah atau keyakinan.

“Sekte reform” misalnya, sama sekali tidak percaya lagi kepada kehidupan akhirat. Saya masih teringat dalam sebuah diskusi di gereja Marble Collegiate tahun lalu tentang konsep kehidupan.
Pembicaranya adalah saya dan seorang Pastor dan Rabbi dari Central Synagogue Manhattan. Ketika kita telah sampai kepada isu hari Akhirat, Rabbi tersebut mengaku tidak percaya.

Tiba-tiba seorang hadirin yang juga murid muallaf saya keturunan Rusia berdiri dan bertanya, “Jadi, jika Anda tidak percaya pada kehidupan setelah kematian, mengapa Anda harus pergi ke rumah ibadat, mengenakan yarmukka, memberi amal, dll? Mengapa Anda merasa perlu bersikap jujur, bermanfaat untuk orang lain? Dan mengapa kita harus menghindari hal-hal yang harus kita hindari? " begitu pertanyaannya.

Sang Rabbi hanya tersenyum dan menjawab singkat, “Kami melakukan semua karena apa yang harus kita lakukan,” ujarnya.  Mendengar jawaban sang Rabbi, semua hadirin hanya tersenyum, dan bahkan banyak yang tertawa.

Kembali ke Karen, kami hanyut dalam dialog konsep kebahagiaan. Menurutnya, sebagai sosiolog, dia telah melakukan banyak penelitian dalam berbagai hal yang berkaitan dengan bidangnya. Pernah ke Amerika Latin, Afrika, Eropa, dan juga Asia , termasuk Asia Selatan.

"Tapi satu hal yang harus aku ceritakan padamu, orang-orang Pakistan dan Afghan adalah orang-orang sangat menakjubkan,” katanya mengenang.
"Apa yang membuat Anda benar-benar heran tentang mereka,” tanyaku.       

“Banyak, religiusitas mereka. Antara lain komitmen mereka terhadap agama. Tapi saya rasa yang paling menakjubkan tentang mereka adalah kekuatan mereka, dan bertahan lama di alam dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
"Aku heran bagaimana orang-orang ini begitu kuat dan tampak bahagia meski kehidupan yang sangat menantang.”

Saya tidak pernah menyangka kalau Karen tiba-tiba meneteskan airmata di tengah-tengah pembicaraan kami. Dia seorang professor yang senior, walau masih belia dalam umur. Tapi juga pengalamannya yang luar biasa, menjadikan saya lebih banyak mendengar.

Di tengah-tengah membicarakan ‘kesulitan hidup’ orang-orang Afghanistan dan Pakistan, khususnya di daerah pegunungan-pegunungan, dia meneteskan airmata tapi sambil melemparkan senyum. “I am sorry, saya sangat emosional dengan kisah ini,” katanya.

Segera saya ambil kendali. Saya bercerita tentang konsep kebahagiaan menurut ajaran Islam. Bahkan berbicara panjang lebar tentang kehidupan dunia sementara, dan bagaimana Islam mengajarkan kehidupan akhirat itu sendiri. 

"Tidak peduli bagaimana Anda menjalani hidup Anda di sini, itu adalah sementara dan tidak memuaskan. Harus ada beberapa tempat, kadang di mana kita akan hidup kekal, di mana semua mimpi dan harapan akan terpenuhi, " jelasku. “Keyakinan ini memberi kita kekuatan besar dan tekad untuk menjalani hidup kita sepenuhnya, tidak peduli bagaimana situasi dapat mengelilingi kehidupan itu sendiri,” jelasku.

Tanpa terasa adzan Dhuhur dikumandangkan. Saya pun segera berhenti berbicara. Nampaknya Karen paham bahwa ketika adzan didengarkan, maka kita seharusnya mendengarkan dan menjawab. Mungkin dia sendiri tidak paham apa yang seharusnya diucapkan, tapi dia tersenyum ketika saya meminta maaf berhenti berbicara.

Setelah adzan, saya melanjutkan sedikit, lalu saya tanya kepada Karen, "Jadi, apa yang benar-benar membuat Anda menelepon saya?”

"Saya ingin memberitahu Anda bahwa pikiran saya terus-menerus mengingat orang-orang itu. Memori saya mengingatkan saya tentang bagaimana mereka bahagia, sementara kita, di Amerika hidup dalam keadaan mewah, tapi penuh kekurangan kebahagiaan,” ujarnya seolah bernada marah.

"Tapi kenapa kau harus datang dan membicarakan dengan saya?" pancingku lagi.

Karen merubah posisi duduknya, tapi nampak sangat serius lalu berkata. "Aku sudah memikirkan ini untuk waktu yang cukup lama. Tapi aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana untuk melanjutkan itu. Aku ingin menjadi seorang muslim,” ujarnya mantap.

Saya segera menjelaskan bahwa untuk menjadi muslim itu sebenarnya sangat mudah. Yang susah adalah proses menemukan hidayah. Jadi nampaknya Anda sudah melalui proses itu, dan kini sudah menuju kepada jenjang akhir. 
"Pertanyaan saya adalah apakah Anda benar-benar yakin bahwa ini adalah agama yang Anda yakini sebagai kebenaran, “ kataku.

"Ya, tentu tidak diragukan lagi!" Jawabnya tegas.
Saya segera memanggil salah seorang guru weekend school wanita untuk mengajarkan kepada Karen mengambil wudhu. Ternyata dia sudah bisa wudhu dan shalat, hanya belum hafal bacaan-bacaan shalat tersebut.

Selepas shalat Dhuhur, Karen saya tuntun melafalkan, “Asy-hadu an laa ilaaha illa Allah wa asy-hadu anna Muhammadan Rasul Allah” dengan penuh khusyu’ dan diikuti pekikan takbir ratusan jamaah yang hadir.
Hanya doa yang menyertai, semoga Karen Henderson dijaga dan dikuatkan dalam iman, tumbuh menjadi pejuang Islam di bidangnya sebagai profesor ilmu-ilmu sosial di salah satu universitas bergengsi di AS. Amin! [New York, 26 April 2010/www.hidayatullah.com]


clip_image002Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York dan penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com 

Selesai 
< billaahit taufiq wal hidayah >

Jumat, 07 Januari 2011

Membaguskan Hati dan Akhlak Anak - Membatasi Pergaulan Buruk (Part 2)

 

Pembentukan akhlak anak memerlukan campur tangan orangtuanya, seperti kertas putih kosong, sebagaimana hadits Nabi,”Setiap bayi dilahirkan senantiasa dilahirkan atas (dasar) fithroh (kemurnian tauhid). Lalu kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya beragama Yahudi atau Nashrani atau menjadikannya Majusi.”(HR Bukhori).

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah): (Tetaplah atas) fithroh Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu …”(QS. 30 ar—Rum:30).

 

Termasuk kewajiban sangat ditekankan bagi orangtua, yaitu ;  KEWAJIBAN PERTAMA meliputi :

1. Selalu menjaga anak dari segala sesuatu yang dapat mengeluarkan dari fithrah tauhid dan harus dengan baik dan bersungguh-sungguh mendidiknya.

2. Menjauhkannya dari penyusuan orang tidak baik, karena penyusuan dapat merubah tabiat (karakter, sikap dan akhlak).                           (HR al-Qudhoiy dari Ibn Abbas)

3. Harus selalu menanamkan di hati anaknya perihal :

   Ketauhidan - mengenal Allah dan mengenalkan Islam seluas-luasnya
   Keagungan syiar-syiar Islam
   Segala hal yang diharamkan Allah

4. Mengarahkan pada nilai kebaikan dengan cara :

   Menumbuhkan rasa cinta terhadap kebaikan
   Membangkitkan rasa senang untuk melakukan kebaikan
   Menumbuhkan rasa cinta terhadap pelaku-pelaku kebaikan
   Menjadikan si Anak rindu (menyukai) untuk melakukan kebaikan
   Mendorong si Anak untuk melakukan kebaikan
   Membiasakan tutur kata yang baik dan bijak dan menanamkan
     perasaan senang kepada para  pelakunya.

5. Menjauhkan si Anak dari nilai-nilai keburukan dengan cara :

   Menumbuhkan perasaan benci di hati Anak pada keburukan
     (kejahatan dan kekejian)
   Membangkitkan rasa tidak suka untuk melakukan keburukan
   Menanamkan kebencian kepada pelaku-pelaku keburukan dan
     orang-orang yang sedang melakukan keburukan dan kejahatan
   Menjauhkan si Anak dari para pelaku keburukan dan kejahatan
   Menjauhkan si Anak dari tempat-tempat keburukan dan kejahatan
   Menjauhkan Anak dari semua tayangan TV, gambar, video, verbal
     (pembicaraan atau perkataan) teks cerita, bacaan atau buku yang
     berdampak buruk dalam pembinaan akhlak
   Menjauhkan perkataan caci-maki, umpatan, celaan dan hinaan
     menanamkan rasa benci kepada para pelakunya.

6. Tidak menaburkan benih rasa cinta dunia di hati si Anak dengan cara :
   menjauhkan anak dari kecenderungan pada kesenangan dan
     dan kenikmatan-kenikmatan dunia
   Tidak membantu si Anak melakukan hal-hal tersebut
   Tidak pula menolongnya dalam melakukan hal itu
   Tidak juga membantu meringankan beban dalam masalah itu
Karena tindakan atau bantuan untuk si Anak yang berkecenderungan mengutamakan kesenangan dan kenikmatan duniawi termasuk perlakuan yang tidak baik kepada anak itu sendiri di pandang dari sudut kepentingan agamanya. Dan hal itu akan membelokkannya dari bentuk istiqomah (pengikutan pada jalan lurus sebagai tujuan beragama Islam).

  KEWAJIBAN KEDUA meliputi :
1. Wajib bagi kedua orangtuanya memerintahkan anaknya untuk :

   Melakukan sholat jika anak sudah mencapai 7 tahun baik anak laki
    maupun anak perempuan. Dan boleh dipukul dengan pukulan yang
    tidak membahayakan atau merusak tubuh, apabila meninggalkan
    kewajiban sholatnya pada usia 10 tahun
   Melatih dan melakukan hal yang mampu dilakukan si Anak pada
     usia 7 tahun seperti berlatih puasa penuh

2. Wajib bagi kedua orangtuanya untuk MENCEGAH ANAKNYA dari :

   KAWAN-KAWAN YANG BURUK (TABIAT DAN AGAMANYA)
   PERGAULAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL YANG TIDAK BAIK
   Kebiasaan-kebiasaan yang melalaikan kewajiban utamanya
   Kebiasaan membesar-besarkan (melebih-lebihkan) masalah kecil.

3. Wajib memberi perhatian lebih dan mencermatinya apabila melihat adanya tanda-tanda Tamyiz (berfungsi baik akalnya) dan tanda-tanda akil balik (memasuki usia remaja).

4. Tidak memanggilnya dengan perkataan maupun perbuatan kecuali dengan dengan lemah-lembut, manis, sopan dan baik. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa dengan hal tersebut. Dan agar tertanam kuat dalam hati si Anak untuk mengulang-ulang kebiasaan baik tersebut. Sehingga pada usia dewasa kelak mudah baginya untuk melakukannya. Karena sesungguhnya kebaikan itu harus menjadi kebiasaan.

Kesimpulan :

Sekali lagi perlu diulang lagi untuk memberi penekanan pada topik dan judul diatas adalah menjaga bergaulnya putra-putri kita dari anak-anak lain yang BUKAN termasuk dari anak-anak pelaku kebaikan. Dan lebih diutamakan dan dianjurkan memilih anak anak dari bibit orang yang taqwa lagi faqih (ilmu agamanya mendalam).

Karena sesungguhnya dikatakan : “Kebanyakan kerusakan anak-anak berasal dari interaksi pergaulan sebagian mereka kepada yang yang lain.”

Penutup ;

Diantara saat ia lahir hingga usia baligh (dewasa) tidak ada pembebanan kewajiban (taklif) dari Allah ta’ala, misalnya sholat dan puasa atau dikenai hukum agama (syari’at Islam). Terkecuali kewajiban orangtua atau walinya untuk mendidik dan melatih kebiasaan baik kepada si Anak.

Untuk lebih mendalami masalah ini yang lebih memadai (lengkap) silahkan membaca kitab “Ihyaa ulumuddin” pada bagian Pelatihan Jiwa (“Riyadhotul nafsi”) karya al-Imam hujjatul Islam Al-Ghazaly. Berisi tentang cara melatih anak dan melakukan perbaikan pendidikan mereka.

Bagaimana Merancang Daftar Isi Blog *

 

Biasanya saat tertarik pada suatu blog, Visitor ingin mengeksplorasi apa saja isi blog tersebut. Untuk maksud tersebut yang pertama dicari adalah daftar semua artikel. Begitu pentingnya daftar artikel karena akan memudahkan Visitor menelusuri artikel yang paling menarik hatinya.

Daftar isi situs sangatlah penting peranannya untuk memudah pengunjung menemukan konten yang diprioritaskan untuk dibuka lebih dahulu. Kemudahan ini menjanjikan visitors akan datang lagi ke Blog tersebut. untuk memanjakan tamu pengunjung, blog seharusnya dilengkapi dengan Daftar Artikel dan Daftar Kategori

Tetapi sayangnya www.blogger.com tak menyediakan fasilitas pembuatan Daftar Artkel, dan hanya menyediakan cara pembuatan Daftar Kategori dengan menggunakan Widget Label.

Untuk membuat Daftar Artikel terpaksa harus menggunakan resource dari pihak ketiga. Tetapi untuk membuat Daftar Artikel ini  Anda harus terlebih dahulu membuat Daftar Kategori (Daftar Label).   Sedangkan bagaimana  cara membuat Daftar Artikel akan dibahas pada akhir artikel ini.

Bagaimana Membuat Daftar Kategori Artikel ?

Jika blog Anda baru dan belum ada Daftar Kategori Artikel, maka sebaiknya dibuat sekarang. Tetapi untuk membuatnya setiap artikel atau entry yang Anda posting harus diberi LABEL dahulu. Silahkan memeriksanya, Buka Rancangan | POSTING | EDIT ENTRY, maka nampak seluruh entry Blog Anda dengan nama label di belakang judul artikel.

JIka label belum ada, maka tidak ada tulisan nama label. Bukalah entry tersebut dengan memberi Centang (“check”) kotak yang tersedia (paling kiri), lalu klik EDIT. Arahkan kursor ke kolom LABEL di bagian bawah, isikan nama kategori Artikel tersebut. Kemudian klik TERBITKAN ENTRY. Ulangi langkah-langkah tersebut pada entry-entry yang belum dicantumkan nama Label hingga semua entry telah memiliki nama kategorinya.

Kemudian membuat Daftar label dengan menambahkan widget Label. Untuk membuatnya silahkan membuka Menu Rancangan  | Add Gadget dan pada kotak pilihan widget pilih LABEL. Tentukan konfigurasi Label yang tersedia. Lalu klik SAVE WIDGET, maka widget LABEL (secara default ada di kotak paling atas). Silahkan pindahkan dengan menggeserkan ke posisi yang dikehendaki pada Layout.  Terakhir pada halaman Rancangan klik  SAVE dan untuk melihat hasilnya klik LIHAT BLOG.

Ada cara lain dalam membuat Daftar Label lebih elegan dan menjadikan “Beautiful Web” karena menawarkan desain dengan banyak pilihan style dan kaya warna, yaitu memanfaatkan software yang bisa di-download gratis – CSS Tab Designer 2.0.1. Silahkan membuka Google Search dengan kata kunci CSS Tab Designer 2 untuk memburu software gratis tersebut.

Untuk Lebih jelasnya Anda bisa dilihat pada artikel “Making Tab View on Page of Your Blog By CSS Tab Designer 2.01 (Part 1) dan (Part 2) pada kategori FORUM BLOGGER di blog ini juga.

Membuat Daftar Entry Atau Daftar Artikel

Daftar isi ini hanya akan menampilkan judul dan label postingan kita saja dan tersusun secara berurutan abjad namun sangat bermanfaat bagi suatu situs yang mempunyai entry atau posting yang banyak.

Bagaimana Caranya :
1   Pertama masuklah ke account Blogger Anda lalu pada halaman
     DASHBOARD klik RANCANGAN | POSTING | NEW POST.
2   Isikan Title dengan judul yang diinginkan : "Daftar Isi" atau semacamnya.
3 Kemudian copy-paste kode di bawah ini:

 4.          <script type='text/javascript'>

5.           //<![CDATA[
6.            
7.            
8.           //]]>
9.           </script>
<script src="http://www.BLOGKAMU.blogspot.com/feeds/posts/default?max-results=9999&alt=json-in-script&callback=loadtoc">                   </script> 

Lalu KLIK file ini untuk men_download file dari URL :
http://www.ziddu.com/download/9932751/contents.rar.html

  1. Hasil Download adalah file contens.rar                                           Buka contents.rar (size 1.8 kb atau 2 kb) kemudian klik kanan pada  file contents.js dan di-Extract to specified folder (saya simpan di My Document or terserah Anda dimana menyimpan) lalu klik OK.
  2. Kemudian buka file yang baru saja disimpan di My Document. Hasilnya file contents.JS (size 6.06 kb. Lalu diatasnya di-klik kanan
  3. pilih EDIT WITH NOTEPAD | SELECT ALL | COPY dan  di-PASTE diantara kode //<![CDATA[ dan kode //]]>  seperti tercantum di atas.
Jangan lupa pula untuk mengganti kata BLOGKAMU dengan URL blog Anda, (contoh ketik yusufzulkarnain)

Untuk mencegah daftar isi ini berada di halaman paling depan pada page blog Anda, klik "Post Option" di bagian bawah sebelah kiri, kemudian ganti tanggalnya jadi sebulan yang lalu, atau setahun yang lalu, Kemudian di SAVE dan silahkan LIHAT BLOG untuk melihat hasilnya.


NB : Lampiran
File contents.js pada My Document saya ketika dibuka dengan NOTEPAD hasilnya terlihat berupa kode HTML seperti ini  :


var postTitle=new Array();var postUrl=new Array();var postMp3=new Array();var postDate=new Array();var postLabels=new Array();var postBaru=new Array();var sortBy="titleasc";var tocLoaded=false;var numChars=250;var postFilter="";var numberfeed=0;function loadtoc(a){function b(){if("entry" in a.feed){var d=a.feed.entry.length;numberfeed=d;ii=0;for(var h=0;h<d;h++){var n=a.feed.entry[h];var e=n.title.$t;var m=n.published.$t.substring(0,10);var j;for(var g=0;g<n.link.length;g++){if(n.link[g].rel=="alternate"){j=n.link[g].href;break}}var o="";for(var g=0;g<n.link.length;g++){if(n.link[g].rel=="enclosure"){o=n.link[g].href;break}}var c="";if("category" in n){for(var g=0;g<n.category.length;g++){c=n.category[g].term;var f=c.lastIndexOf(";");if(f!=-1){c=c.substring(0,f)}postLabels[ii]=c;postTitle[ii]=e;postDate[ii]=m;postUrl[ii]=j;postMp3[ii]=o;if(h<10){postBaru[ii]=true}else{postBaru[ii]=false}ii=ii+1}}}}}b();sortBy="titleasc";sortPosts(sortBy);sortlabel();tocLoaded=true;displayToc2();document.write('</br><a href="http://www.thehack3r.com/2009/11/cara-memasang-widget-daftar-isi-pada.html" style="font-size: 8px; text-decoration:none; color: #80FF00;">Widget by TheHack3r.com. Baca DISINI untuk memasang widget ini di blog anda...</a>')}function filterPosts(a){scroll(0,0);postFilter=a;displayToc(postFilter)}function allPosts(){sortlabel();postFilter="";displayToc(postFilter)}function sortPosts(d){function c(e,g){var f=postTitle[e];postTitle[e]=postTitle[g];postTitle[g]=f;var f=postDate[e];postDate[e]=postDate[g];postDate[g]=f;var f=postUrl[e];postUrl[e]=postUrl[g];postUrl[g]=f;var f=postLabels[e];postLabels[e]=postLabels[g];postLabels[g]=f;var f=postMp3[e];postMp3[e]=postMp3[g];postMp3[g]=f;var f=postBaru[e];postBaru[e]=postBaru[g];postBaru[g]=f}for(var b=0;b<postTitle.length-1;b++){for(var a=b+1;a<postTitle.length;a++){if(d=="titleasc"){if(postTitle[b]>postTitle[a]){c(b,a)}}if(d=="titledesc"){if(postTitle[b]<postTitle[a]){c(b,a)}}if(d=="dateoldest"){if(postDate[b]>postDate[a]){c(b,a)}}if(d=="datenewest"){if(postDate[b]<postDate[a]){c(b,a)}}if(d=="orderlabel"){if(postLabels[b]>postLabels[a]){c(b,a)}}}}}function sortlabel(){sortBy="orderlabel";sortPosts(sortBy);var a=0;var b=0;while(b<postTitle.length){temp1=postLabels[b];firsti=a;do{a=a+1}while(postLabels[a]==temp1);b=a;sortPosts2(firsti,a);if(b>postTitle.length){break}}}function sortPosts2(d,c){function e(f,h){var g=postTitle[f];postTitle[f]=postTitle[h];postTitle[h]=g;var g=postDate[f];postDate[f]=postDate[h];postDate[h]=g;var g=postUrl[f];postUrl[f]=postUrl[h];postUrl[h]=g;var g=postLabels[f];postLabels[f]=postLabels[h];postLabels[h]=g;var g=postMp3[f];postMp3[f]=postMp3[h];postMp3[h]=g;var g=postBaru[f];postBaru[f]=postBaru[h];postBaru[h]=g}for(var b=d;b<c-1;b++){for(var a=b+1;a<c;a++){if(postTitle[b]>postTitle[a]){e(b,a)}}}}function displayToc(a){var l=0;var h="";var e="Judul Artikel";var m="Klik untuk sortir berdasarkan judul";var d="Tanggal";var k="Klik untuk Sortir bedasarkan tanggal";var c="Kategori";var j="";if(sortBy=="titleasc"){m+=" (descending)";k+=" (newest first)"}if(sortBy=="titledesc"){m+=" (ascending)";k+=" (newest first)"}if(sortBy=="dateoldest"){m+=" (ascending)";k+=" (newest first)"}if(sortBy=="datenewest"){m+=" (ascending)";k+=" (oldest first)"}if(postFilter!=""){j="Klik untuk menampilkan semua"}h+="<table>";h+="<tr>";h+='<td class="toc-header-col1">';h+='<a href="javascript:toggleTitleSort();" title="'+m+'">'+e+"</a>";h+="</td>";h+='<td class="toc-header-col2">';h+='<a href="javascript:toggleDateSort();" title="'+k+'">'+d+"</a>";h+="</td>";h+='<td class="toc-header-col3">';h+='<a href="javascript:allPosts();" title="'+j+'">'+c+"</a>";h+="</td>";h+='<td class="toc-header-col4">';h+="Download MP3";h+="</td>";h+="</tr>";for(var g=0;g<postTitle.length;g++){if(a==""){h+='<tr><td class="toc-entry-col1"><a href="'+postUrl[g]+'">'+postTitle[g]+'</a></td><td class="toc-entry-col2">'+postDate[g]+'</td><td class="toc-entry-col3">'+postLabels[g]+'</td><td class="toc-entry-col4"><a href="'+postMp3[g]+'">Download</a></td></tr>';l++}else{z=postLabels[g].lastIndexOf(a);if(z!=-1){h+='<tr><td class="toc-entry-col1"><a href="'+postUrl[g]+'">'+postTitle[g]+'</a></td><td class="toc-entry-col2">'+postDate[g]+'</td><td class="toc-entry-col3">'+postLabels[g]+'</td><td class="toc-entry-col4"><a href="'+postMp3[g]+'">Download</a></td></tr>';l++}}}h+="</table>";if(l==postTitle.length){var f='<span class="toc-note">Menampilkan Semua '+postTitle.length+" Artikel<br/></span>"}else{var f='<span class="toc-note">Menampilkan '+l+" artikel dengan kategori '";f+=postFilter+"' dari "+postTitle.length+" Total Artikel<br/></span>"}var b=document.getElementById("toc");b.innerHTML=f+h}function displayToc2(){var a=0;var b=0;while(b<postTitle.length){temp1=postLabels[b];document.write("<p/>");document.write('<p><a href="/search/label/'+temp1+'">'+temp1+"</a></p><ol>");firsti=a;do{document.write("<li>");document.write('<a href="'+postUrl[a]+'">'+postTitle[a]+"</a>");if(postBaru[a]==true){document.write(' - <strong><em><span style="color: rgb(255, 0, 0);">New !!!</span> </em></strong>')}document.write("</li>");a=a+1}while(postLabels[a]==temp1);b=a;document.write("</ol>");sortPosts2(firsti,a);if(b>postTitle.length){break}}}function toggleTitleSort(){if(sortBy=="titleasc"){sortBy="titledesc"}else{sortBy="titleasc"}sortPosts(sortBy);displayToc(postFilter)}function toggleDateSort(){if(sortBy=="datenewest"){sortBy="dateoldest"}else{sortBy="datenewest"}sortPosts(sortBy);displayToc(postFilter)}function showToc(){if(tocLoaded){displayToc(postFilter);var a=document.getElementById("toclink")}else{alert("Just wait... TOC is loading")}}function hideToc(){var a=document.getElementById("toc");a.innerHTML="";var b=document.getElementById("toclink");b.innerHTML='<a href="#" onclick="scroll(0,0); showToc(); Effect.toggle(\'toc-result\',\'blind\');">?? Menampilkan Daftar Isi</a> <img src="http://i49.tinypic.com/29o3dr7.jpg"/>'}function looptemp2(){for(var a=0;a<numberfeed;a++){document.write("<br>");document.write('Post Link          : <a href="'+postUrl[a]+'">'+postTitle[a]+"</a><br>");document.write('Download mp3  : <a href="'+postMp3[a]+'">'+postTitle[a]+"</a><br>");document.write("<br>")}};    


Selesai
< Wallaahu a’lam bi sawab >

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More