Google Translate to

Indo

Kamis, 03 Februari 2011

Pemicu Keruntuhan Imperium Portugis di Tangan Mujahid Islam Maroko *

 

sultan imperium islam PORTUGIS dan Spanyol bangsa Eropa pertama yang merintis Penjelajahan, Dunia Kristen  berjuang mencari route baru ke Dunia Timur sesudah sultan kekhalifahan Turki Utsmani, Muhammad II al Fatih (30/Maret 1432 - 3/Mei 1481 M) di usia 21 tahun menaklukkan  Constantinople ibukota Bizantium (Romawi Timur)  pada tanggal 29 Mei 1453 - setelah pengepungan 57 hari -  yang membuat Eropa mengalami isolasi ekonomi dari dunia timur. Semangat perang Salib pun mengalami metamorfose dalam bentuk mencari sumber ekonomi baru (Gold), wilayah baru (Glorious) dan misi penyebaran Kristen (Gospel).

PORTUGIS menjadi imperium yang diperhitungkan dunia internasional pada awal abad ke-16. Kapal-kapal Portugis telah mendarat di Benua Baru Amerika dan kapal Eropa pertama yang menjelajahi belahan dunia lain di timur; Maluku, Malaka, Goa, Macau dan Timor Leste. Kejayaannya berkibar dan bersaing dengan bangsa Eropa lain yang juga berjuang mencari dunia baru.

Tapi hanya separuh abad usia Imperium Portugis. Nasib tragis  dialami Pasukan Portugis di Marokko Afrika Utara pada 4 Agustus 1578 M yang merontokkan kedigdayaannya tanpa pernah bisa bangkit lagi hingga kini.

pejuang mujahiddin Muslim menghadang kafir salib Battle at Ksar el Kebir, depicting the encirclement of the Portuguese army on the left. (sumber : Ksar el Kebir>Wikipedia - The Battle of Three Kings )

Pemicu yang melemahkan kekuatan dan melenyapkan Imperium Portugis adalah The Battle of Ksar El Kebir (Arabic: معركة القصر الكبير‎), juga dikenal sebagai Battle of Three Kings (Arabic: معركة الملوك الثلاث‎) atau di Marokko dikenal sebagai "Battle of Oued El Makhazeen" ( معركة وادي المخازن‎) dan di Portugal lebih dikenal sebagai batalha de Alcácer-Quibir adalah Pertempuran Besar dan Utama yang berjalan sangat singkat (4 jam 20 menit) pada tanggal 4 August 1578 di Marokko utara, dekat kota Ksar-el-Kebir yang terletak diantara kota Tangier and Fez.

peta posisi pasukan islam dan kafir kristen

The Battle of Three Kings di Alcácer-Quibir menjadi kenangan terpahit dalam sejarah petualangan Portugis yang ingin menjajah Maroko, Afrika Utara. Bahkan dalam  Ensiklopedia Wikipedia  ten-tang sejarah Imperium Portu-gis (Portuguese Empire), peristiwa sebesar ini tidak  disinggung sedikit pun sebab sudah menjadi aib besar takluk di tangan mujahiddin (pejuang Muslim).

Bayangkan Sebanyak 40.000 Mujahiddin (pejuang Islam) berhasil menghancurkan 125.000 pasukan Portugis dan sekutunya yang mengagresi kesultanan Marokko. Lebih dari 100.000 mati dan hanya 100-an orang lolos menuju pantai dan 16.000 ditawan. Inilah bukti nyata pertolongan Allah.

Geopolitik Wilayah Mediterania (Laut Tengah)

Pada tahun 1578, Kekhalifahan Turki Utsmaniyah pada puncak kejayaan di bawah Sultan Sulaiman Qonuni. Wilayahnya meliputi Turki saat ini hingga di perbatasan Hungaria di sebelah barat, Timur Tengah (Syiria hingga Hijaz), Mesir dan seluruh wilayah Afrika Utara minus Maghrib (Maroko). Laut Tengah berada dalam hegemoni Utsmaniyah. Terjalin pula persekutuan erat dengan Perancis sehingga Eropa pun terpecah belah, namun memiliki semangat yang sama, penjelajahan dan penaklukkan dunia baru.

Persaingan penjelajahan dan penaklukkan dunia baru berlangsung begitu cepat dan dipenuhi pertumpahan darah. Kapal-kapal Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Italia melanglang buana sejak penemuan Amerika oleh Colombus tahun 1492 M dan penemuan ladang emas Inca-Maya oleh Cortez dan untuk itu dilakukan  pembantaian bangsa Inca-Maya.

Tahun 1578, di Maroko terjadi konflik kekuasaan antara Abu Abdullah Muhammad Mutawakkil as-Sa’di dengan pamannya, Amir Abdul Malik. Setelah kalah oleh sang paman, as-Sa’di lantas meminta bantuan kepada raja Portugis, Sebastian, untuk mengalahkan Abdul Malik yang beraliansi dengan Turki Utsmani yang saat itu dipimpin Sultan Sulaiman al-Qonuni.

Permintaan itu dengan senang hati diterima oleh Sebastian yang juga memiliki misi penaklukan negeri muslim di Afrika Utara. Didorong fanatisme Katolik, perluasan imperium dan semangat perang salib, datanglah Sebastian bersama sukarelawan Spanyol, tentara bayaran dari Jerman, Italia serta tokoh Inggris berpengaruh, Thomas Stukley. Sejumlah 500 kapal dipergunakan untuk menyeberangkan pasukan Portugis ke Maroko dengan jumlah pasukan 23.000 (sumber Barat), sementara sejarawan muslimin menyebutkan pasukan musuh sejumlah 125.000 orang.

Pengkerucutan jumlah pasukan biasa dilakukan sejarawan Barat untuk membuat pemakluman atas kekalahannya. Untuk besar jumlah pasukan muslimin, baik sumber Barat maupun muslimin menyebutkan jumlah yang sama, yakni 40.000 orang, yang terdiri dari 35.000 pasukan Abdul Malik dan 5.000 pasukan bantuan Utsmaniyah.

Menjelang Pertempuran Tiga Raja

Pasukan Portugis mendarat tanggal 24 Juni 1578 di Arzila, Maroko. Seruan jihad segera berkumandang di seluruh penjuru Maroko,  “Pergilah kalian ke Wadil Makhazin untuk berjihad di jalan Allah!”                                        Maka berdatanganlah dari seluruh Maroko para mujahidin dan dipimpin amir Abdul Malik al-Mu’tashim Billah siap menghadapi penyerang.

As-Sa’di pun melancarkan perang opini dan fatwa untuk memecah belah muslimin melalui suratkepada penduduk Maroko yang berbunyi,                  “Saya tidak pernah meminta bantuan kepada orang2 Kristen, kecuali saat tidak dapat bantuan lagi dari muslimin. Bukankah para ulama mengatakan, ‘Boleh saja bagi manusia meminta bantuan pada siapa saja atas orang yang merampas haknya dengan semua cara yang bisa dia lakukan.’                                                                                               Dengarkanlah ancaman Allah, “Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (al-Baqarah : 279).”

Opini as-Sa’di segera mendapat jawaban keras dari ulama-ulama Maroko, setelah pembukaan surat tahmid dan sholawat,
“… Adapun perkataanmu bahwa kau kembali kepada mereka tatkala tidak ada lagi pertolongan dari muslimin, maka di dalamnya ada larangan yang akan mendatangkan kemurkaan Rabb-Mu.

Salah satunya adalah karena engkau meyakini bahwa sesungguhnya semua kaum muslimin berada dalam kesesatan, dan sesungguhnya kebenaran tidak bisa ditegakkan kecuali dengan bantuan orang2 Kristen. Kita berlindung kepada Allah.                                                                    Kedua, sesungguhnya kamu meminta pertolongan kepada orang2 kafir untuk memerangi muslimin.
Padahal Rasululllah bersabda, “Sesungguhnya saya tidak pernah meminta pertolongan pada orang-orang yang menyekutukan Allah.”

Engkau sendiri telah membanggakan diri dalam suratmu bersama gerombolan orang2 Romawi yang kini berada bersamamu. Dan kau merasa terangkat dengan datangnya raja itu dengan tentaranya. Lalu bagaimana posisimu dengan firman Allah berikut,
“Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.” (At-Taubah : 32)

Amir Abdul Malik juga mengirimkan surat kepada raja Portugis Sebastian,   “Sesungguhnya pengaruhmu telah nampak sejak engkau pertama kali keluar dari negerimu, sedangkan engkau membawa permusuhan. Maka janganlah engkau bergerak dulu sebelum kami datang kepadamu. Jika itu engkau lakukan, maka engkau benar2 seorang Kristen  pemberani.  Dan jika tidak, maka engkau tidak lebih dari anak anjing. Bukanlah sikap pemberani dan bukan pula ksatria jika seseorang datang pada penduduk yang tidak terlindungi dan dia tidak menanti orang2 yang siap perang.”

Surat ini membuat marah Sebastian namun berhasil membuatnya memutuskan untuk menunggu meskipun penasihat dan komandan perangnya meminta untuk tetap segera melakukan pendudukan. Strategi Abdul Malik berhasil.

Bertemulah 125.000 pasukan Portugis dan 40.000 pasukan muslimin di sebuah daerah yang bernama Istana Besar (Ksar al-Kabir), lebih 100 km di sebelah selatan Tangier dan 20 km jauhnya dari pantai. Kecerdasan taktik Abdul Malik berhasil memancing dan mengisolasi pasukan Sebastian dari pasukan artileri armada kapalnya di pantai. Pasukan kavaleri juga dikirimkan untuk menghancurkan jembatan di belakang Sebastian sehingga memutus jalur bantuan dan pelarian musuh.

Abdul Malik mengatur meriam artileri di bagian depan kemudian pasukan infantri dan pemanah di tengah memanjang serta kavaleri kudanya di sayap kanan dan kiri. Sebenarnya Abdul Malik menderita sakit parah, namun semangat jihadnya yang menggelora membuatnya tegar.
“Sejak kapan seseorang yang sakit mendapat pengecualian dalam jihad di jalan Allah?” Jawabnya ketika diminta tidak terjun di medan perang.

D-Day Hari Bersejarah

Senin 30 Jumadil Akhir 986 H atau 4 Agustus 1578 M menjadi hari bersejarah, baik bagi Portugis maupun Maroko dan khususnya dunia Islam. Pagi itu Sultan Abdul Malik berdiri di depan pasukannya menyampaikan khutbah jihad menjelang perang.

Ia membacakan ayat_ayat Allah yang menggelorakan jihad,                       Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) Nya. Sesungguhnya Allah benar2 Maha Kuat lagi Maha Perkasa.(al-Hajj : 40).
Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(al-Anfal : 10).
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).(al-Anfal : 15).

Sultan Abdul Malik terus membakar semangat muslimin untuk mati syahid. Di seberang mereka pun para kardinal Portugis melakukan hal yang sama, membakar semangat pasukannya yang dipimpin Raja Sebastian. Pasukan Portugis menjadikan perang ini sebagai bagian dari Perang Salib.

Perang ditandai dengan 10 letusan meriam dari kedua belah pihak. Takbir menggema dari pasukan Islam menggetarkan siapa pun yang mendengar. Majulah kedua pasukan saling merangsek.

Sultan Abdul Malik maju di barisan depan menyerang pasukan tengah musuh. Namun penyakit yang parah membuatnya harus dibawa kembali ke tenda. Di tenda ia hanya ditemani saudaranya Ahmad al-Manshur serta pengawalnya Ridwan al-Alaj, Sultan memberikan intruksi perang dan meminta kematiannya disembunyikan dari mujahidin hingga akhirnya Sultan Abdul Malik pun wafat.

Gelora jihad disertai taktik perang jitu berhasil menekan pasukan Sebastian baik di barisan tengah maupun sayap. Pasukan Islam Marokko dibantu 5.000 pasukan kavaleri elit Janisari Utsmaniyah merupakan momok menakutkan bagi Eropa, berhasil menggulung pasukan sayap Portugis. Seluruh pasukan Portugis lari mundur ke jembatan Sungai Wadil Makhazin.

Sayangnya jembatan harapan itu telah dihancurkan, aroma kematian pun menghinggapi pasukan Kristen Portugis, banyak yang mati tercebur ke sungai, termasuk as-Sa’di dan Sebastian yang mayatnya tidak pernah ditemukan, sisanya tertawan dan terbunuh. Pertempuran besar ini hanya berlangsung Selama 4 jam 20 menit, Allah menunjukkan pertolongan-Nya dengan menghinakan pasukan Portugis di negeri muslimin.

Sesudah perang Besar ini, naiklah Ahmad al-Manshur sebagai Sultan menggantikan saudaranya. Kabar kemenangan segera tersebar di seluruh negeri muslim dan disambut dengan suka cita. Wibawa muslim khususnya Maroko meningkat sehingga datanglah utusan-utusan dari berbagai negeri Eropa mengirimkan hadiah dan hubungan dagang.

Di sisi lain, sejarah Portugis mulai memasuki masa kegelapan yang sangat panjang. Imperiumnya mulai runtuh dan dicaplok oleh negara2 Eropa lain, hanya wilayah kecil tersisa Timor Leste. Kerajaan Portugis sendiri akhirnya dikuasai Spanyol selama berabad-abad.

Allah Azza wa Jalla membuktikan pertolongan-Nya dalam Perang Istana Besar hingga terusir pasukan kristen yang hendak menjajah negeri muslim. Allah mengilhamkan kemampuan strategi dan taktik cerdas kepada Sultan Abdul Malik sehingga musuh yang tiga kali lipat jumlahnya dapat dihancurkan total. Semoga menjadi ilham bagi perjuang Islam di seluruh dunia.[www.hidayatullah.com]

Review Sejarah :

ALLAH swt. telah mempergilirkan pasang-surut semua peradaban dan sejarah semua bangsa tanpa pengecualian. Keadilan dan kasih sayang Allah meliputi keseluruhan umat manusia, baik mereka yang beriman maupun kafir atau pagan. 

Kita dapat mereview sejarah dan peradaban Babilonia, China – Tiongkok, Mesir, Persia, Macedonia – Yunani, Romawi, Sejarah Perluasan Wilayah Islam dan Kehancuran fatal kota paling maju peradabannya (bagdad) oleh serangan suku bangsa Mongolia dipimpin Hulaghu Khan. Sementara daulah Islam di Spanyol (Andalusia) mulai menuju kehancuran. Dan seiring dengan kemunduran peradaban dan hilangnya wilayah Islam di Spanyol  Eropa Barat mulai bangkit menjelajah Dunia Baru yang menjadikan peradaban mereka paling tinggi hingga sekarang.

Sumber :
1). Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyyah oleh Ali Muhammad As  Shalabi.
2).  www.wikipedia.org, Battle of Three Kings.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More