Google Translate to

Indo

Selasa, 22 Maret 2011

Nabi Melarang Makan-Minum Sembari Berdiri – Tinjauan Kesehatan

Nabi memberi tuntunan menyangkut aspek kesehatan dan tindakan  preventif melalui cara hidup sehari-hari termasuk cara makan dan minum. Dalam hadist disebutkan Jangan kamu makan dan minum sambil berdiri.

Bahaya Cara Minum Berdiri

Dari segi kesehatan, air minum yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh Sfinger. Sfinger adalah struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.

Setiap kita minum, air akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang ada di ginjal. Jika minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi di ginjal. Langsung menuju kandung kemih. Saat air menuju kandung kemih terjadi pengendapan di saluran sepanjang perjalanan air (ureter). Karena banyak limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya bencana.

Betul, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya. diduga diakibatkan karena Susah kencing, jelas hal ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.

Dan lebih parah lagi dengan penyakit ginjal, disamping harus secara rutin melakukan cuci darah, komplikasi dari penyakit ginjal itu sendiri bisa merembet merusak organ tubuh yang lain. Sementara penyakit seperti ini sangat mahal perawatannya di rumah sakit.

Bahaya Cara Makanan Berdiri

Dari Anas ra. dari Nabi SAW : "Bahwa ia melarang seseorang untuk minum sambil berdiri." Qatadah berkata, "Kemudian kami bertanya kepada Anas tentang makan. Ia menjawab bahwa hal itu lebih buruk."

Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.

Adapun Nabi pernah sekali minum sambil berdiri, hal itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan.

Manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.

Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.

Ketika Rasulullah SAW di rumah Aisyah ra. sedang makan daging yang dikeringkan diatas talam sambil duduk bertekuk lutut, tiba-tiba masuk perempuan keji mulut melihat cara duduk Nabi sedemikian itu, ia  berkata "Lihatlah orang itu duduk seperti budak." Maka dijawab oleh Nabi ” Saya seorang hamba, maka duduk seperti duduk budak dan makan seperti makan budak." Lalu Nabi SAW mempersilakan wanita itu untuk makan.

Adapun makan-minum sambil duduk bertelekan (bersandar) juga dilarang oleh Nabi "Sesungguhnya Aku tidak makan secara bertelekan" (HR Bukhari).

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More