Ilmu Perilaku Hati
Akhlak terpuji adalah tabiat hati yang sesuai dengan nilai agama dan menjadi perilaku spontan (tanpa lebih dahulu perlu dipikirkan atau ditelaah mendalam). Akhlak produk dinamika hati, sementara sifat hati selalu berubah-ubah, maka pembentukan akhlak anak membutuhkan bimbingan, pengajaran, keteladanan dan pengawasan berkelanjutan dan tidak kalah pentingnya membatasi pengaruh pergaulan buruk.
Pengajaran Akhlak merupakan bagian Ilmu Perilaku Hati dalam Pendidikan Jiwa. Ilmu Perilaku Hati mencakup pengenalan sifat tawakkal, wara’, zuhud, ihsan, ridho, sabar, inabah, ikhlas, khusyu’, roja’, kosy-yah, istiqomah dan lainnya yang lebih ditujukan kepada Allah. Pendalamannya pun melalui pengajaran TASAWWUF atau SUFI. Dalam kitab “Al-Hikam” disebutkan puncak akhlak adalah IHSAN (ma’rifat Allah – mengenal Allah secara mendalam). Suatu Ilmu yang sangat dibenci oleh kaum Wahabi.
Ilmu Perilaku Hati juga mengajarkan sifat amanah, ‘iffah, berani, jujur, pemurah, penolong, penyayang, menjaga air-muka, bekerja keras dan lainnya yang lebih ditujukan kepada sesama makhluk (termasuk kepada binatang, tumbuhan dan alam seisinya). Sebab ISLAM mengajarkan untuk menyayangi binatang dan melarang menyiksanya. ISLAM juga melarang berbuat kerusakan di muka bumi dan menyuruh menjaga kelestarian alam. Secara umum kita pun menyebutnya Ilmu Akhlak.
tujuan Ilmu Akhlak adalah membentuk perilaku yang terpuji sebagai refleksi “hati yang sehat”, maka ia pun mengenalkan sifat-sifat buruk untuk menghindari bahayanya seperti tidak dapat dipercaya (khianat), kikir, boros, malas, tidak jujur, penakut, rendah diri, sombong dan sifat-sifat buruk lain produk dari “hati yang sakit”.
Sifat buruk tersebut diharamkan dan jalan menuju azab Neraka. Dan tidak mmungkin menghindari sifat buruk tersebut kecuali dengan mengetahui ilmu. Fungsi mempelajari ilmu akhlak dan melatihnya untuk mengantisipasi kecondongan hati (yang suka membolak-balik) kepada sifat-sifat buruk.
Maka wajib pula hukumnya setiap muslim mempelajari Ilmu Akhlak atau lebih jauh lagi Ilmu Perilaku Hati dalam konteks ISLAM. “Tidaklah aku (Muhammad SAW) diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak.”
Membatasi Pengaruh Buruk
Semenjak janin usia 120 hari, saat ditiupkan rohnya dan diambil persaksian fithroh Tauhid (mengesakan Allah) (al-A’raf 172). Sejak itulah jiwa manusia bisa menerima pengajaran dan hal lain yang mempengaruhinya. Maka dianjurkan sering2-lah ibunya memperdengarkan Qur’an dan mengajak bicara. Kedokteran pun menyarankan memperdengarkan musik lembut.
Saat lahir bayi pun menangis keras karena tamparan setan. Dan tidaklah selamat dari tamparannya kecuali Nabi Isa as dan ibunya Siti Maryam as. Hal itu karena Allah SWT telah melindungi ibu dan anak seperti pada ayat (Al-Imron 3:36) berkenaan dengan istri Imron (orangtua siti Maryam as).(kitab Sabiilul Id-dikaar, p.25-26). Disunnahkan segera diperdengarkan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri untuk mengingatkan kembali kesaksian fithroh di atas.
0 komentar:
Posting Komentar